Thursday, November 19, 2015

Terimakasih Atas Ucapan Selamat Hari Ulang Tahun yang Ke-33 dari Sahabat-sahabat Terbaikku

Sahabat Edukasi yang berbahagia…

Kesibukan yang super padat di akhir-akhir ini, benar-benar membuat saya terlupa bahwasannya pada hari Selasa, tanggal 17 November tahun 2015 ini, saya telah berusia genap 33 tahun.

Pada tahun 2015 inilah untuk pertama kalinya saya sudah lupa akan HUT saya sendiri, di mana yang biasanya yakni di tahun-tahun sebelumnya, beberapa hari sebelum tanggal 17 November tiba, pasti saya teringat akan tetapi tidak berarti ulang tahun saya dirayakan, akan tetapi semakin mengingatkan saya bahwa usia hidup saya telah bertambah satu tahun, semakin tua, dan tentu saja semakin berkurang pula jatah umur hidup di dunia ini.

Oleh karena itu, kualitas dalam hal apapun hendaknya semakin ditingkatkan. Bukan hanya dalam kinerja, sikap, perbuatan lahir dan bathin, tak terkecuali dalam publikasi melalui blog saya ini.

Salah satu hal yang membuat saya bahagia bercampur haru sejak saya mempublikasikan blog personal saya ini di antaranya di dalam beberapa kesempatan seringkali bertemu dengan Rekan-rekan yang ternyata seringkali membuka situs saya ini. Selanjutnya jalinan silaturahmi tidak hanya terjalin melalui dunia maya akan tetapi juga melalui komunikasi secara langsung.

Selain bahagia dan haru, ada satu hal yang membuat saya sangat sedih, yakni ketika bertemu langsung dengan seseorang yang telah mengenal saya melalui beberapa curhatan saya di online, akan tetapi saya sendiri belum kenal. Hal sedih lainnya, adalah ketika beberapa komentar yang belum bisa saya balas dan bahkan belum sempat ditampilkan karena keterbatasan yang ada pada diri saya. Untuk itu, mohon dimaklumi dan dimaafkan termasuk juga di antaranya jika ada beberapa informasi ataupun kesalahan tulisan bahkan kalimat yang tidak berkenan di hati Anda semua.

Sahabat-sahabatku semua, dalam aktivitas online saya saat ini, memang tidak bisa lagi seoptimal pada tahun-tahun sebelumnya, dan tentu saja ini merupakan konsekuensi dari "Abdi Negara" untuk menerima apapun tugas yang diamanahkan kepada kita, sebagaimana seperti saya saat ini di mana semakin hari tugas semakin banyak dan tentu saja semakin perlu banyak waktu pula untuk menyelesaikannya.

Namun ketika ada waktu serta kesempatan yang baik untuk beraktivitas online, tentu saya tetap akan update situs ini dari waktu ke waktunya, dan biasanya di waktu hari Minggu, dan khususnya pada saat liburan umum lainnya seperti liburan semester saya akan mencoba mengupdate blog saya ini dengan hal-hal yang semoga bermanfaat bagi sekalian pengunjung.

Masih banyak hal yang diinginkan, masih banyak hal yang perlu dipelajari, dan tentu saja masih perlu banyak waktu, akan tetapi secara manusiawi, saya pun memiliki keterbatasan, dan keterbatasan inilah yang membatasi semua itu. 

Dan dalam kesempatan kali ini, saya haturkan terimakasih yang tak terhingga pada seluruh Rekan yang telah menyempatkan waktunya untuk mengucapkan hari ulang tahun saya di hari ini, baik yang melalui offline maupun online (via inbox Facebook).

Dalam momen HUT ke-33 ini, salah satu ucapan serta do’a yang membuat saya terharu ketika membacanya datang dari salah satu teman terbaik saya yang dari dulu berjuang bersama, Pak Haryoto (admin sdn81wanareja.sch.id), beliau seperti kakak saya sendiri, beliau orang yang luar biasa, benar-benar seorang relawan yang sudi meluangkan waktunya untuk membantu Rekan-rekan PTK dalam hal yang berkaitan dengan pendataan bukan hanya melalui online akan tetapi juga bantuan teknis secara langsung / offline.

Berikut cuplikan yang dikirim beliau via wall Facebook saya, selengkapnya sebagai berikut :

Sekian tahun Aku mengenalmu, dan sebaliknya......setiap hari kita bersama, melakukan segalanya bersama, dan aku tahu Anda sahabat terbaikku. Di hari ulang tahunmu ini aku ucapkan dan berharap, yang terbaik untukmu dan agar kamu selalu menjadi sahabatku dan akan terus begitu sampai kita tua nanti.

Biarkanlah aku mengiringi kebahagiaanmu di hari ini. Dari hati semoga abadi, ijinkanlah aku mengucapkan segelintir do'a dan asa untukmu “Selamat ulang tahun”, semoga Tuhan YME senantiasa menyertai tiap langkahmu.

Kemarin adalah hari yang telah berlalu maka aku tak akan mengenangnya. Esok adalah masa depan maka akan kupikirkan untuk kesuksesan Jika Tuhan menghendaki.

Ingin kunikmati beberapa tahun ke depan bersamamu Dengan penuh harapan dan do'a sekaligus kepadamu kuucapkan Selamat Ulang Tahun untuk sahabat terbaiku. Semoga Tuhan senantiasa menjaga persahabatan kita. Hanya itu yang dapat aku ucapkan Pak Dadang JSN, jujur aku terharu...Selamat Ulang Tahun.

Begitu sebaliknya, harapan serta do’a yang sama, semoga Allah kabulkan juga buat Sahabat-sahabat terbaik saya di manapun berada. Amiin Ya Allah Ya Robbal ‘Alamiin… Selamat berkarya terus Sahabat sesuai dengan bidang dan pengalaman terbaik Anda… Salam Edukasi…!

Aplikasi e-DUPAK BKN Untuk Usul Penetapan Angka Kredit Jabatan Fungsional Kepegawaian

Sahabat Edukasi yang berbahagia…

Pemanfaatan teknologi dan informasi saat ini akan semakin signifikan, tak terkecuali pada sistem manajemen kepegawaian secara nasional pun demikian.

Seperti halnya sistem E-PUPNS (Pendataan Ulang Pegawai Negeri Sipil secara Elektronik) yang masih berlangsung hingga akhir tahun 2015 ini, untuk jabatan fungsional pun optimalisasi dalam penggunaan sistem berbasis online pun juga diterapkan, dalam hal ini adalah Penerapan sistem Aplikasi Penilaian dan Penetapan Angka Kredit Jabatan Fungsional Kepegawaian (e-DUPAK). .

Seperti informasi yang admin rilis dari laman BKN.go.id bahwasannya Badan Kepegawaian Negara (BKN) dalam rangka mendukung dan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas organisasi, Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Kepegawaian Badan Kepegawaian Negara (Pusbinjak BKN) menyelenggarakan Workshop Sistem Aplikasi Penilaian dan Penetapan Angka Kredit (e-DUPAK) Jabatan Fungsional Analis Kepegawaian, Selasa (17/11/2015) di Ruang Data Kantor Pusat BKN.

Sekretaris Utama Usman Gumanti berharap aplikasi ini terus diperbaiki agar lebih baik lagi. ”Aplikasi ini harus terus dikembangkan agar penilaian penetapan angka kredit jabatan fungsional kepegawaian lebih efisien,” kata saat pembukaan workshop.

Penerapan sistem Aplikasi Penilaian dan Penetapan Angka Kredit Jabatan Fungsional Kepegawaian (e-DUPAK), berguna sebagai media dalam pengawasan dan pengendalian administrasi analis kepegawaian di BKN. Sistem ini juga dapat menyediakan database jabatan fungsional kepegawaian yang up to date. Dengan demikian, dapat meminimalisasi sistem birokrasi dan terciptanya peningkatan standardisasi proses.

Di samping itu, sistem aplikasi ini dapat meningkatkan pelayanan dan kemudahan bagi PNS yang menduduki jabatan fungsional kepegawaian dalam penyampaian usul penetapan angka kredit dan mempercepat proses usul DUPAK.

Kemudahan-kemudahan tersebut membuat mengurangi tindakan menyimpang sehingga tata laksana pemerintahan diterapkan dengan baik (good governance dan good government).

Wednesday, November 18, 2015

Nilai UKG Akan Digabung Dengan PKG Sebagai Potret Utuh Kompetensi Guru

Sahabat Edukasi yang berbahagia…

Pelaksanaan Uji Komptensi Guru (UKG) secara nasional saat ini masih berlangsung hingga akhir bulan November 2015 berdasarkan jadwal serta TUK (tempat ujian kompetensi) pada masing-masing daerah yang telah ditentukan.

Sebagaimana diketahui bersama bahwasannya, UKG tahun 2015 untuk pemetaan terhadap kompetensi guru baik yang PNS (Pegawai Negeri Sipil) maupun yang non PNS. Selain itu, nilai UKG akan dijadikan sebagai salah satu elemen dari kompetensi guru yang nantinya akan ditindaklanjuti dengan PKG (Penilaian Kinerja Guru) di tahun 2016 mendatang.
Mekanisme / Alur : Tahapan Penilaian Kinerja Guru (PKG)

Sebagaimana yang admin rilis dari situs Kemdikbud.go.id bahwasannya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) saat ini sedang mematangkan mekanisme penilaian kinerja guru (PKG) yang komprehensif. PKG merupakan tindak lanjut dari uji kompetensi guru (UKG) dalam rangka menghasilkan potret kompetensi guru.

"Nantinya, nilai UKG akan digabungkan dengan PKG, skor akhir kedua tes ini akan menjadi potret utuh kompetensi yang dimiliki seorang guru," kata Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Sumarna Surapranata di Jakarta, Rabu (11/11) kemarin.

Sumarna Surapranata menjelaskan PKG akan dilaksanakan tahun depan. Skema ini menilai guru secara lebih menyeluruh, baik secara pengetahuan maupun kemampuan. "Karena orang yang jago dalam matematika belum tentu bisa mengajar matematika, yang mahir berbahasa Inggris belum tentu jago ngajar Bahasa Inggris," ujar pria yang akrab dipanggil Pranata tersebut.

Ada empat komponen penilai dalam PKG, lanjut Pranata, yaitu pengawas, kepala sekolah, siswa, komite sekolah. "Untuk guru sekolah menengah kejuruan (SMK), ada penilaian dari dunia usaha dan industri," kata Pranata.

Baca juga : Tahapan PKG (Penilaian Kinerja Guru) Oleh Tim Penilai PK Guru

Dalam PKG, penilaian dari siswa termasuk komponen yang penting. "Kenapa siswa? Siswa itu bisa tahu bila selama satu semester gurunya hanya ngasih soal atau hanya mencatat padahal bukunya sudah ada. Siswa bisa menilai itu," ujarnya. Siswa yang setiap hari berinteraksi dengan gurunya tentu bisa objektif memberikan penilaian.

Tujuan yang diharapkan dari UKG dan PKG adalah guru-guru Indonesia menjadi insan yang mau terus belajar. Untuk mendukung pembelajaran guru tersebut, Ditjen GTK tengah menyiapkan modul-modul yang akan diunggah ke laman Internet. "Yang dikejar adalah guru sebagai pembelajar, kalau gurunya mau belajar maka para siswa pun lebih mau lagi belajar," pungkasnya. (Nur Widiyanto)

Beberapa Kelemahan / Kekurangan Siswa Dalam Menulis Yang Harus Diperhatikan Guru

Sahabat  Edukasi yang berbahagia…

Ada tiga penyakit yang dialami seorang siswa penulis yang harus menjadi perhatian guru. Suminto A. Sayuti, ketua dewan juri Lomba Menulis Cerita SMP/MTs, menyebutkan ketiga penyakit itu adalah kutil, kurap, dan kudis.

Kutil akronim dari kurang teliti. Menurut Suminto, kendati dibebaskan untuk menggunakan bahasa, namun penulis tetap terikat pada kaidah-kaidah dan ejaan bahasa Indonesia yang telah disepakati.

“Kedua, kurap. Kurang rapi di dalam menuangkan gagasan yang telah dipilih oleh anak-anak kita,” kata Suminto. Kurang terkendalinya pola pemragrafan dan pengaleniaan menyebabkan terganggunya kelancara cerita utama di dalam hal pembacaan.

Penyakit ketiga yaitu kudis, kurang disiplin. Siswa kurang disiplin memilih gagasan yang kemudian dieksplorasi lebih lanjut. Ia berharap guru tidak memaksa murid-muridnya mengikuti pola penulisan juara LMC tahun sebelumnya. Sebab, jika demikian, akan memandulkan kerativitas siswa. “Oleh karena itu, mereka perlu diarahkan secara disiplin di dalam mengeksplorasi gagasan tanpa diberi batasan-batasan yang ketat,” tegas Suminto.

Sedangkan Joni Ariadinata, juri LMC SD/MI, sebelum membacakan daftar juara, mengaku optimis mengenai Indonesia di masa depan. Dari hasil wawancara dan diskusi yang dilakukan dengan para finalis, ia mengetahui kegigihan siswa dalam berinteraksi dengan buku dan cita-cita yang hendak digapai.

“Kalau ada yang bertanya, apakah ada seorang anak sekolah dasar yang mewajibkan dirinya setiap hari membaca minimal satu buku minimal, maka jawabnya ada. Mereka hadir di ruangan ini. Kalau satu hari mereka membaca satu buku, maka bisa dibayangkan satu tahun mereka membaca ratusan buku,” ujarnya.

Ia pun kagum pada mereka yang punya cita-cita tinggi. Mereka ingin menjadi dokter yang penulis, pengusaha yang penulis, politikus yang penulis, dan ahli hukum yang penulis. “Mereka hadir di ruangan ini. Tentu kita sangat berbahagia. Kita memandang Indonesia dengan sangat optimis,” katanya.

Kemudian, Joni membacakan sebait pantun:

Berenang di laut yang tenang
langit terbentang seluas angkasa
memandang adik-adik para pemenang
seperti melihat masa depan Indonesia

Joni pun yakin bahwa suatu hari Indonesia memiliki seorang pemimpin yang penulis.* (Billy Antoro)

Mulai Tahun 2016, Seluruh Kebijakan Penting Pendidikan SMP Berdasarkan Dapodik

Sahabat  Edukasi yang berbahagia…

Peran Operator Sekolah dalam system pendidikan di Indonesia akan semakin penting, pasalnya mulai tahun 2016, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama akan murni menggunakan Data Pokok Pendidikan (Dapodik) untuk intervensi kebijakan, salah satunya mengenai pembenahan sarana prasarana sekolah. Direktorat tak lagi memerlukan proposal dari sekolah.

“Untuk mengetahui jumlah kebutuhan RKB, kita tinggal buka Dapodik dengan membandingkan rombel dan ruang kelas yang dimiliki,” ujar Khamim, Kepala Subdirektorat Program dan Evaluasi, Direktorat Pembinaan SMP, saat menyampaikan materi pada Training of Trainers Sistem Pendataan Dapodik di Hotel Harris Convention Center Bandung, Jawa Barat, Ahad malam, 15 November 2015.

Atas kebijakan tersebut, Khamim berharap kualitas data Dapodik kian hari semakin baik. Oleh karena itu, peran operator sekolah sangat penting. “Peran Bapak/Ibu sangat kami harapkan untuk memvalidasi data yang dientri teman-teman data di satuan pendidikan,” ujarnya.

Selain sebagai basis data rehabilitasi sarana-prasarana pendidikan, tambah Khamim, Dapodik juga digunakan untuk pemanfaatan program lain, salah satunya penyaluran Bantuan Operasional Sekolah.

Pada 2014, Direktorat Pembinaan SMP mengirimkan surat edaran kepada sekolah agar memperbarui (update) data Dapodik. Jika tidak melakukannya, sekolah tidak akan menerima dana BOS. Maka berduyun-duyun sekolah memperbarui datanya terlebih terkait data guru yang digunakan untuk penyaluran tunjangan sertifikasi.

“Data yang kami usulkan untuk anggaran BOS 2015 relatif lebih bagus dibandingkan setahun lalu,” ungkap Khamim.

Agar semua kebijakan tersebut terus berjalan, Khamim berharap peran operator sekolah terus ditingkatkan. Dengan kualitas data Dapodik yang semakin tinggi, kesuksesan program-program unggulan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga semakin baik.

Training of Trainers Sistem Pendataan Dapodik diselenggarakan di Hotel Harris Convention Center Bandung, Jawa Barat, pada 15-17 November 2015. Peserta acara ini berasal dari Dinas Pendidikan Provinsi, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, dan pegawai di lingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.* (Billy Antoro)

Sunday, November 15, 2015

Sejarah Singkat Peringatan HUT PGRI dan HGN (Hari Guru Nasional)

Sahabat Edukasi yang berbahagia…

Semangat keindonesiaan telah lama tumbuh di kalangan guru-guru Indonesia. Organisasi perjuangan guru-guru pribumi pada zaman Belanda berdiri pada tahun 1912 dengan nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHIB). Organisasi ini bersifat unitaristik yang anggotanya terdiri dari para Guru Bantu, Guru Desa, Kepala Sekolah, dan Penilik Sekolah.

Dengan latar pendidikan yang berbeda-beda mereka umumnya bertugas di Sekolah Desa dan Sekolah Rakyat Angka Dua. Tidak mudah bagi PGHB memperjuangkan nasib anggotanya yang memiliki pangkat, status sosial dan latar belakang pendidikan yang berbeda.

Sejalan dengan itu, di samping PGHB berkembang pula organisasi guru baru antara lain Persatuan Guru Bantu (PGB), Perserikatan Guru Desa (PGD), Persatuan Guru Ambachtsschool (PGAS), Perserikatan Normaalschool (PNS), Hogere Kweekschool Bond (HKSB); di samping organisasi guru yang bercorak keagamaan, kebangsaan atau lainnya seperti Christelke Onderwys Vereneging(COV), Katoileke Ondenvijsbond (KGB), Vereneging Van Muloieerkrachten (WM), dan Nederlands Indische Ondenvjs Genootschap (NIOG) yang beranggotakan semua guru tanpa membedakan golongan agama.

Kesadaran kebangsaan dan semangat perjuangan yang sejak lama tumbuh mendorong guru-guru pribumi memperjuangkan persamaan hak dan posisi dengan pihak Belanda. Hasilnya antara lain adalah Kepala HIS yang dulu selalu dijabat oleh orang Belanda, satu per satu pindah ke tangan orang Indonesia. Semangat perjuangan ini makin berkobar dan memuncak sampai pada kesadaran dan cita-cita kemerdekaan.

Perjuangan guru tidak lagi berfokus pada perbaikan nasib serta kesamaan hak dan posisi dengan Belanda, melainkan telah memuncak menjadi perjuangan nasional dengan teriak "merdeka". Pada tahun 1932 nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) diubah menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI).

Perubahan mengejutkan pemerintah Belanda, karena kata "Indonesia" yang mencerminkan semangat kebangsaan sangat tidak disenangi oleh Belanda. Sebaliknya kata "Indonesia" ini sangat didambakan oleh guru dan bangsa Indonesia.

Pada zaman pendudukan Jepang segala organisasi dilarang, sekolah ditutup, Persatuan Guru Indonesia (PGI) tidak dapat lagi melakukan aktivitas. Semangat proklamasi 17 Agustus 1945 menjiwai penyelenggaraan Kongres Guru Indonesia pada tanggal 24-25 November 1945 di Surakarta, Melalui kongres ini segala organisasi dan kelompok guru yang didasarkan atas perbedaan tamatan, lingkungan pekerjaan, lingkungan daerah, politik, agama dan suku, sepakat dihapuskan.

Mereka adalah guru-guru yang aktif mengajar, pensiunan guru yang aktif berjuang, dan pegawai pendidikan Republik Indonesia yang baru dibentuk. Mereka bersatu untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Di dalam kongres inilah, pada tanggal 25 November 1945 seratus hari setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) didirikan. Dengan semangat pekik "merdeka" yang bertalu-talu, di tengah bau mesiu pemboman oleh tentara Inggris atas studio RRI Surakarta, mereka serentak bersatu untuk mengisi kemerdekaan dengan tiga tujuan :

1.   Mempertahankan dan menyempurnakan Republik Indonesia.
2.   Mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dengan dasar-dasar kerakyatan.
3.   Membela hak dan nasib buruh umumnya, guru pada khususnya.

Sejak Kongres Guru Indonesia itu, semua guru Indonesia menyatakan dirinya bersatu di dalam wadah Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Jiwa pengabdian, tekad perjuangan dan semangat persatuan dan kesatuan PGRI yang dimiliki secara historis terus dipupuk dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dalam rona dan dinamika politik yang sangat dinamis, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) tetap setia dalam pengabdiannya sebagai organisasi perjuangan, organisasi profesi, dan organisasi ketenagakerjaan, yang bersifat unitaristik, independen, dan nonpartisan. Untuk itulah, sebagai penghormatan kepada guru, pemerintah Republik Indonesia dengan Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994, menetapkan hari lahir PGRI tanggal 25 November sebagai Hari Guru Nasional, dan diperingati setiap tahun.

Sebagai awal sejarah baru bagi guru dan pendidikan di tanah air, pada tanggal 1 Januari 2013 Kode Etik Guru Indonesia (KEGI), yang berisi norma dan etika yang mengikat perilaku guru dalam pelaksanaan tugas keprofesionalan, dilaksanakan. Sejalan dengan itu, Dewan Kehormatan Guru Indonesia (DKGI) telah dibentuk untuk menegakkan KEGI tersebut.

Semoga PGRI, guru dan bangsa Indonesia tetap jaya dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Referensi artikel : Sejarah Singkat HUT PGRI dan Hari Guru Nasional / HGN

Naskah/Teks Pidato/Sambutan Ketua Umum PB PGRI Pada Upacara Peringatan HUT PGRI ke-70 dan Hari Guru Nasional Tahun 2015

Sahabat Edukasi yang berbahagia…

Berikut salinan dari naskah pidato / sambutan ketua umum PGRI tingkat pusat pada peringatan HUT PGRI ke-70 dan Hari Guru Nasional / HGN tahun 2015 selengkapnya :

Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh.

Pada awal sambutan ini, marilah kita bersama-sama mengucapkan salam guru, salam PGRI, dan salam solidaritas.

Yang saya hormati Bapak Gubernur………… Bapak Bupati…………, Bapak Walikota………… Bapak/lbu para Pejabat Sipil, TNI, dan Polri, Segenap Pengurus PGRI, para undangan, serta anggota PGRI di seluruh tanah air yang berbahagia,

Puji dan syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Allah Swt., Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan nikmat yang dilimpahkan kepada kita, sehingga pada hari ini kita bersama dapat melaksanakan upacara peringatan Hari Guru Nasional (HGN) tahun 2015 dan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-70 PGRI.

Tanggal 25 November 2015, tujuh puluh tahun yang lalu, PGRI lahir pada saat Kongres Guru Indonesia di Surakarta yang juga disebut Kongres Guru I. PGRI lahir dari kesadaran kebangsaan dan semangat perjuangan para guru, dosen, tenaga kependidikan, para pensiunan guru, dan para pegawai Kementerian Pendidikan dan Pengajaran yang baru didirikan. Dengan semangat proklamasi 17 Agustus 1945 yang menjiwai penyelenggaraan Kongres Guru Indonesia, mereka bersatu untuk mengisi kemerdekaan.

Dengan lahirnya PGRI, maka segala bentuk perbedaan dan potensi perpecahan kelompok guru sepakat untuk dihapuskan. Ketika itu, puluhan organisasi guru sepakat membentuk satu-satunya organisasi profesi guru, yaitu PGRI, untuk kemudian membangun kekuatan bersama antaranggota, agar kuat dan berwibawa untuk mengawal mutu pendidikan dan memperjuangkan profesi guru dan tenaga kependidikan pada umumnya.

Tahun ini, tepat tujuh puluh tahun usia PGRI, usia yang matang sebagai organisasi profesi, organisasi perjuangan, dan organisasi ketenagakerjaan yang dikenal sebagai jati diri organisasi sejak awal berdirinya tahun 1945. Perayaan ke-7 dasawarsa kali ini dirayakan dengan berbagai kegiatan untuk memantapkan PGRI sebagai organisasi profesi guru dengan puncak acara di tingkat nasional akan dilaksanakan pada tanggal 13 Desember 2015 di Stadion Utama, Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta yang dihadiri oleh 100.000 (seratus ribu) guru dan tenaga kependidikan dari seluruh Indonesia.

Kita patut bersyukur bahwa Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994 telah menetapkan hari lahir PGRI tanggal 25 November sebagai Hari Guru Nasional (HGN). Penetapan ini bukanlah suatu kebetulan historis, melainkan sebuah pengakuan bahwa sejarah perjuangan PGRI merupakan perjuangan sistematis dan komprehensif bagi seluruh guru. Pengakuan itu, kini semakin diperkuat karena hari kelahiran PGRI sebagai HGN telah ditetapkan dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Sampai saat ini banyak pihak berharap agar PGRI tetap berfungsi seperti awal berdirinya 70 tahun lalu, yaitu dijadikan sebagai satu-satunya organisasi profesi guru Indonesia yang menaungi dan berjuang bagi para guru dalam meningkatkan mutu pendidikan.

Saudara-saudara, para guru anggota PGRI yang berbahagia, 

Tema peringatan Hari Guru Nasional tahun 2015 dan Hari Ulang Tahun ke-70 PGRI adalah, "Memantapkan Soliditas dan Solidaritas PGRI sebagai Organisasi Profesi Guru yang Kuat dan Bermartabat." Tema ini menunjukkan bahwa PGRI harus selalu membangun kekuatan dan kebersamaan untuk mewujudkan guru profesional, sejahtera, dan bermartabat untuk meningkatkan mutu pendidikan dan mencerdaskan kehidupan bangsa. PGRI menyadari, tidak ada kemenangan tanpa kekuatan. Tidak ada kekuatan tanpa persatuan. Tidak ada persatuan tanpa berhimpun dan berserikat secara profesional untuk kepentingan pembangunan bangsa.

Sebagai organisasi profesi guru, PGRI telah memiliki instrumen penting sebagai bingkai mentalitas dan moralitas guru dalam bekerja yaitu Kode Etik Guru dan Dewan Kehormatan Guru Indonesia (DKGI). Sejak tahun 1973 PGRI telah memiliki Kode Etik Guru yang pada tahun 2008 disesuaikan dengan ketentuan yang dipersyaratkan perundang-undangan dan terakhir disempurnakan pada tahun 2013.

Sejalan dengan itu, PGRI telah membentuk pengurus DKGI di setiap provinsi dan kabupaten/kota di seluruh Indonesia untuk menegakan Kode Etik Guru. Implementasi Kode Etik Guru secara konsekuen menuntun perilaku moral guru Indonesia ke arah guru yang profesional, sejahtera, terlindungi serta bermartabat.

Para guru anggota PGRI yang saya hormati,

Di penghujung tahun 2015 para pemimpin negara-negara ASEAN telah bersepakat untuk memberlakukan suatu komunitas baru yang disebut dengan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean akan membentuk suatu tatanan baru bagi bangsa-bangsa di kawasan ASEAN. Sebagai konsekwensi pemberlakuan MEA maka akan terjadi arus bebas pasar tenaga kerja, barang, jasa, modal dan investasi di antara negara-negara ASEAN.

Kondisi ini akan menjadi peluang dan sekaligus tantangan yang harus dihadapi oleh segenap bangsa Indonesia, khususnya para guru anggota PGRI yang mempunyai peran sentral datam membangun bangsa. PGRI sebagai organisasi profesi, perjuangan, dan ketenagakerjaan tiada hentinya berusaha meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru. PGRI juga akan tetap mendorong dan bersama pemerintah meningkatkan kesejahteraan guru dan tenaga kependidikan lainnya.

PGRI selalu mendorong pemerintah agar memberikan penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial, sebagaimana dinyatakan oleh Undang Undang Nomor 14 Tahun 2005 dan tidak terlambat dalam memenuhi hak-hak guru. PGRI telah dan akan terus menunjukkan komitmen mengawal dan memperjuangkan kebijakan pendidikan dan guru agar semakin baik. Saat ini, PGRI tetap mengawal berbagai perubahan peraturan perundang-undangan tentang guru dan tenaga kependidikan, seperti pengaturan tentang pelaksanaan sertifikasi guru, UKG, pengaturan penghasilan minimum guru non-PNS, dan perubahan Permenegpan dan RB Nomor 16 Tahun 2009 tentang jabatan fungsional guru.

Sejumlah usul PGRI dimaksud telah mendapatkan respon dari pemerintah, namun belum ada kepastian tentang imptementasinya.

Hadirin yang berbahagia,

Mengakhiri sambutan ini, saya mengajak para guru, dosen, dan tenaga kependidikan untuk mengamalkan jati diri PGRI, melaksanakan Kode Etik Guru, dan selalu meningkatkan komitmen dan profesionalisme dengan memberikan pelayanan terbaik kepada peserta didik dan masyarakat. Kepada pemerintah dan masyarakat kami mintakan bantuannya untuk memberikan kesempatan terbaik kepada para guru untuk melaksanakan tugas profesionalnya.

Akhirnya, kami ucapkan selamat Hari Guru Nasional dan HUT ke-70 PGRI kepada para guru di seluruh tanah air, semoga pengabdian kita akan memberikan makna bagi bangsa dan negara serta kemanusiaan, serta sebagai ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa. Aamiin.

Selamat Berjuang !, Hidup Guru !, Hidup PGRI !, Solidaritas !

Billahi Taufik Walhidayah,Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

                                                                                                    25 November 2015
                                                 
                                                                                                    Ketua Umum PB PGRI,


                                                                                                    Dr. H. Sulistiyo, M.Pd.
                                                 

Download file tentang Sambutan / Pidato Ketua Umum PGRI Pusat pada Peringatan HUT PGRI ke-70 dan Hari Guru Nasional Tahun 2015, silahkan klik pada links artikel berikut ini. Semoga bermanfaat.